Dalam era perkembangan media digital, serial televisi semakin mengeksplorasi beragam tema yang sebelumnya jarang diangkat. Salah satu serial terbaru yang menarik perhatian adalah "Only Friends Series". Serial ini telah menuai tanggapan yang beragam di media sosial, terutama terkait dengan konten seksualitas yang dihadirkan dalam cerita. Di bawah arahan Jojo Tichakorn dari Friend Zone The Series dan New Siwaj dari Studio Wabi Sabi, serial ini memiliki tujuan jelas untuk mengangkat aspek-aspek penting dari kehidupan seksual dan hubungan.
Terkait dengan kontroversi yang muncul, Jojo Tichakorn memberikan tanggapannya dengan jelas. Ia menekankan bahwa dalam proses pembuatan serial ini, persetujuan dan kenyamanan para aktor dalam adegan-adegan panas sangat diutamakan. Ia berpendapat bahwa konten-konten tersebut bukan semata-mata untuk menghibur, melainkan memiliki peran penting dalam pengembangan jalan cerita. Dalam responsnya, ia juga menegaskan bahwa representasi karakter LGBTQ+ dalam serial ini dirancang untuk mencerminkan keragaman individu, bukan sekadar sifat-sifat positif.
Jojo Tichakorn tidak hanya membandingkan serialnya dengan karya Barat yang lebih ringan, seperti Heartstopper dan 'Call Me By Your Name', tetapi juga merujuk kepada karya-karya seperti Queer As Folk, Elite, dan Looking yang turut menggambarkan dimensi seksual dalam karakter dan plot. Ia berpendapat bahwa stereotip yang menyebutkan bahwa produksi Thailand cenderung hanya fokus pada sisi seksualitas tak sepenuhnya benar, dan bahwa serialnya mampu berbicara pada level yang lebih dalam.
Salah satu poin penting dalam respons Jojo adalah pentingnya kenyamanan aktor dalam proses pembuatan. Ia dan tim produksi secara aktif mengupayakan agar para aktor merasa nyaman dan memiliki kontrol atas adegan yang akan mereka bawakan. Ini mengindikasikan komitmen yang kuat terhadap etika produksi dan penghargaan terhadap privasi dan keinginan para talenta.
0 Comments